Saya cuma mau minta waktu. Sebentar. Sekedar untuk membagi detail-detail kecil yang hampir basi saking lamanya tidak bicara. Tapi dia malah diam. Dilihat lalu dibuang. Sebegitu sibuknya kah? Sebegitu tidak pedulinya? Ini bukan basa-basi, melainkan krama yang tepat. Saya bukan kamu yang bisa sekian lama tidak saling sapa lalu tiba-tiba datang dengan sejuta lara, bicara tanpa membuka telinga seolah saya tidak punya asa sendiri untuk dibagi. Keterbukaan itu penting, tapi manusia tidak bisa serba lugas. Tutur kata harus tahu krama, dan basa-basi bukan dosa selama tujuannya karena peduli.
Ketika mereka bertanya mengapa kalian begitu berjarak, yang salah bukan apa yang kalian cerna, melainkan seberapa tinggi kalian meletakkan kepala dan harga diri. Kebanggaan yang berlebihan itu yang memuakkan. Seberapa hebat kamu pikir semua angka itu ketika nyatanya tak satupun di luar sana yang peduli? Ketika tak ada yang ingat namamu bahkan ketika mereka bertepuk untukmu? Tidak punya arti semua, ketika nyatanya tak satupun di luar sana yang peduli.
Ketika mereka bertanya mengapa kalian begitu berjarak, yang salah bukan apa yang kalian cerna melainkan seberapa tinggi kepala itu kau tengadahkan.
Padahal langit itu tinggi. Masih terlalu tinggi.
Va te faire foutre, enculé