April 4, 2012

Dreams Do Come True

Teenagers itu wajar galau. Sering nggak bahagia, selalu merasa kurang, merasa nggak dimengerti, merasa sendirian in this wide wild world. Wajar, semua pasti pernah ngalamin.

Buat saya dan mereka yang sekarang di tahun terakhir SMA, saat-saat sekarang ini adalah momennya galau maksimum. Mulai dari galau-galau standar tentang pacarlah, galau mau pisah sama temenlah, galau mikirin UN, galau mikirin kuliah, galau mikir kedepannya ke mana, mau ngapain, mau gimana.

Planning the future itu sulit. Keinginannya ada, mimpinya ada, niatnya juga ada. Tapi kenyataan dan keadaan yang kadang justru nggak sesuai.

Kita bermimpi jadi arsitek. Melihat bangunan-bangunan indah yang dibangun dari mimpi membuat kita ingin ikut membuat satu. Tapi ternyata kita nggak punya bakatnya, atau nggak lulus-lulus, atau lulus dengan hanya membawa gelar dan sketsa-sketsa dan mimpi yang makin basi.

Kita bermimpi berkeliling bumi. Dengan modal peta, ransel, kemampuan bahasa yang sepas-pasan uang di tabungan, dan hati yang memimpikan keajaiban, kita berangan-angan bisa melihat dunia. Kita mau mengecap, merasa, melihat, dan mendengar keindahan semesta.
Tapi jarak tidak bisa ditempuh dengan mimpi. Jarak harus dilewati dengan membeli,dan untuk membeli harus punya materi. Maka kita mencari, mati-matian mengumpulkan pundi demi pundi. Sampai akhirnya kita mati, dengan tabungan yang baru setengah terisi, sisanya untuk menyimpan mimpi.

Bad things happened, because life isn't always a happy ending story like Disney movies. Kadang meski kita sudah mengupayakan semampunya, we still can't get that glass slippers. We die instead, like Snape Or we survive, but with a price to pay, like Harry. (forgive me for this sudden Potter reference, just start re-reading it, and gosh isn't it the best series we've ever had?)

Semua boleh punya mimpi. Semua harus punya mimpi. Tapi semesta juga boleh menentukan mana yang akan ia jadikan nyata.

Ketika orang bertanya rencana saya ke depan, saya mau kuliah di Jogja. Kalo memungkinkan saya mau belajar bikin uang. Saya mau cepat lulus. Saya nggak mau buru-buru nikah. Saya mau married di saat yang tepat dengan orang yang tepat, meskipun harus nunggu sampai empat puluh. Saya mau kerja di luar negeri biar sekalian bisa jalan-jalan dan melihat dunia dari sisi yang berbeda. Saya mau ikut charity work. Saya mau punya rumah sendiri, dengan dapur yang fantastis dan kamar sekeren kamar bikinan saya di The Sims. Saya mau keliling dunia.

And I want to be a mother. I will teach my children equality and respect. I'll show them kindness and love and passion. I'll let them dream. I will show them wonders of the world. And I'll tell them that dreams do come true.

Those are my dreams. We'll see wich one do come true. Dan kalaupun nggak ada yang 'come true', saya yakin akan ada kebahagiaan-kebahagiaan lain dari semesta untuk saya.
Those are my dreams. What are yours?



Published with Blogger-droid v2.0.4

No comments:

Post a Comment