April 29, 2012

Kembali

Mimpi adalah jalan untukku kembali padamu yang telah pergi
Dalam realita yang kurajut dari keping-keping asa, aku menemukanmu yang lama hilang
Tangan yang lama menggenggam hampa kini mampu merengkuhmu meski semu
Hati yang lama sepi kini hidup kembali meski dibatas durasi
Aku menemukanmu kembali meski dalam mimpi
Namun semua ini rapuh, simpul-simpul yang kujalin tidak bertahan abadi
Kadang mesti kuakhiri perjumpaan meski seluruh serat tubuhku masih rindu berpeluk
Maka ketika yang tertinggal hanya kenangan samar akan pertemuan sementara, aku lara luar biasa
Jadi kunanti ketika pekat menyergap mematikan rasa dan tak lagi terjaga
Di sana sekali lagi kutemukan jalan kembali padamu yang lama tak kujumpa
Sampai saat itu aku akan sabar menanti
Sampai nanti bertemu lagi
Dalam mimpi atau mati


(Untuk mimpi yang membawa harapan semu. Karena terbangun dan meraih dalam gelap untuk sesuatu yang tidak kembali, bukan hal yang bisa dinikmati)

April 18, 2012

A Birthday That Will Never Be

Happy 51st Birthday

I miss you more than anything


I wish I could still say that to you


Published with Blogger-droid v2.0.4

April 8, 2012

Random Talk

It's Sunday night, and Sunday nights always suck. I mean, it's the end of your weekend, tomorrow is Monday, and everyone hates Monday for the obvious reasons, so yeah Sunday nights suck.
Anyway.
I'm not going to write anything important in this post, just scrapes from my daily life so you can skip this if personal entry isn't your thing.


So I have this recent addiction to StumbleUpon. This app is just perfect! I can spend hours just browsing through their pages. I currently have 113 interests, and yes I know that's a lot but I just can't help it! There's just so many fascinating things you can find on the internet, and I just want to see it all, as much as possible.
My username is ollapalooza. You can follow me, or not. Because I don't really care cause it ain't twitter.

Another thing that I'm addicted to is Ellen Degeneres Show. Here in my country, the most popular talk show host is perhaps Oprah, because her show aired on one of our national television channel. Ellen Show is not available here, and it's understandable of course, with my country being somewhat conservative and (pretend to be) religious, while Ellen on the other side being openly lesbian celebrity and her open support on equality for same-sex couple. I won't talk about this issue here, because I have seriously long opinions about this matter, but I just wanna said that I do support LGBT. I'm not one of them, but I support equality for all human being regardless their sexual preferences. And I do think that people who think otherwise are hypocrite. But that beside the point.
The Ellen Show is amazing! Once you watch one video, you just can't stop watching for more. Ellen Degeneres is probably the funniest, kindest, most amazing woman in the world. Or in the entertainment industry. Yeah, whatever.
Anyway, she's really great. She's a great interviewer, she does stand-up monologues, she helps many schools in need, she has the greatest and funniest games ever, and she gives out the most amazing gifts to her audiences. Just go ahead and watch her on YouTube.

I'm also currently in love with Doodle God. It's a puzzle game for smart phones and computer. You play it by combining available elements in order to get new elements. For example, if you combine Earth and Fire you'll get Lava. When you put Human and Knowledge you get Book, and so on. There are many other games that similar to Doodle God, like Doodle Devil, Doodle Farm, Alchemy, and Inceptio, and they're all addicting! Well, but this is just me and my taste on, what my classmates said, 'mengasah otak' games.

My last addiction is, surprisingly enough, Big Bang. It all started when one of online journal that I follow wrote about Fantastic Baby MV. Now that my liking towards Kpop only limited to Super Junior and DBSK, I usually refuse to pay attention to any other groups. But with this recent condition about soon-to-be-held SS4 INA and how I can't watch it (Yes, I won't. Let's not talk about it. It huuuuuuurts), I think listening to other group might help me get over it. So I watched the MV, and I like it, and it stuck on my head for days, and then I started to watch some more. Variety shows, solo project, CF, documentary, the usual. And I enjoy it. Some of their songs are a bit too flashy for my liking, but aren't the boys fun to watch! I fell for GD instantly, but T.O.P is hilarious. That sneaking-part on Strong Heart? I literally rolling on the floor, laughing my ass off. Oh, and yesss he's unbelievably handsome too, damn it. And that voice is just so...
Oh, and GD & T.O.P did a song with Pixie Lott. Yes, the amazing Pixie Lott. For real. The song's called Dancing On My Own. I really like it. I love Pixie Lott, and for her collaborating with GD & T.O.P that's just plain amazing. And the boys' English is so good I'm amaze.
Someone already uploaded it here.

April 5, 2012

Dua Satu

Betapa mudahnya, sekita sekalian
Bersama sama menjadi bodoh aneh dan bersenang senang
Karena kita muda dan hanya bercanda

Betapa biasanya, seaku sekau sekalian
Pergi mendekap dan berbagi tangis
Lalu balik mencaci kata pada kata
Kemudian terbahak
Dan mendekap
Lalu menangis
Lalu mencaci
Kemudian terbahak
Karena kita muda dan tidak peduli

Semua ini semu
Kita rapuh dan kita tidak selalu satu
Tapi tak apa
Karena kita tak pernah ikrar ini kekal

Karena tidak kita bawa sisa sisa rasa
Dan tak kita cari janji janji masa
Kita hanya ada
Detik ini
Di sini

Kita adalah janji janji yang ingkar
Kita adalah lara yang disimpan sendiri
Kita adalah bisik bisik tanpa nyali
Kita adalah nyawa selama catur dan sapta
Tapi tak apa

Kita muda
Kita tertawa
Dan kita acuh pada dunia

Babbling : Social Media

Semua pasti tahu Instagram. Photo sharing application yang tadinya eksklusif untuk pengguna iOS ini sekarang udah bisa di download gratis di Android Market. Kabar-kabarnya sih banyak iPhone owner yang nggak suka. Kalo saya sih karena bukan iOS user ya seneng-seneng aja dapet Instagram, langsung berasa gaul beudzz gitu.

Instagram sebenernya mirip banget konsepnya sama Tumblr, tapi lebih simple, lebih user friendly, lebih populer, tapi lebih menyeramkan.
Instagram yang tadinya saya kira artsy community macam Tumblr ternyata lebih mirip Twitter dalam versi photo sharing. Fungsi utamanya sebagai tempat share foto kayaknya udah mulai berubah jadi sarana untuk kepo bagi sebagian orang.

Biarpun kepo itu seru, agak seram kadang ketika mendengar orang mulai menggosipi foto-foto di Instagram orang lain. Yang si A post foto boneka dibilang sok imut lah. Si B post foto tas-tas branded dibilang fotonya hasil search di Google lah. Si C post foto liburan di Jakarta dibilang norak lah. Si D post foto lagi berbikini dibilang nggak punya malu lah. Komentarnya adaaa aja, and it never stop to amuse and scare me at the same time. Yang tadinya mau ikut-ikutan post foto di Instagram jadi agak segan.

Beda sama Tumblr. On Tumblr, I'm free. I'm anonymous. There's so many people, and no one give a damn on who you are, what your real name is, where do you live, how pretty or how rich you are as long as you keep posting things that worth reblogging for. People will follow you because they like your posts, and not because you ask them too or because they want to peer into your life. On Tumblr, when someone follow you, it actually mean they're following you as in admire you, and not spying on you.

Yes I love Tumblr so very much. Tapi bukan berarti saya nggak pernah ngerasain nggak enaknya. Saya pernah post tulisan, isinya pendapat pribadi tentang satu accident di Kpop fandom.Tiga puluh menit setelahnya, inbox saya penuh dengan berbelas-belas hateful comments dari fans-fans si Kpop group ini. Semua bilang mereka nggak setuju sama post saya. Beberapa menyampaikan keberatannya dengan baik-baik, sopan, ditambah emote senyum. Tapi kebanyakan justru marah-marah heboh, saya dibilang stupid lah, idiot lah, nggak bisa mikir lah, nggak punya otak, super dumb lah.

Social media semakin ke sini makin canggih. Yang dulu cuma ada Friendster sekarang kita punya Skype. Yang dulu main Wordpress sekarang pindah ke Pinterest. Foursquare, Path, Omegle, Facebook, Twitter, YouTube, social media berkembang terus mengakomodir keinginan kita untuk berinteraksi. Ketika satu social media mati atau mulai sepi, akan muncul yang baru dengan kemampuan yang lebih mumpuni. And we will love every single one of them. Because social media fulfill one of our basic needs as human. Attention.

Yang jadi masalah adalah kadang kita nggak bisa ukur perhatian yang seperti apa yang bakal kita terima dari hal-hal pribadi yang kita share ke publik. Maksudnya post foto karena seneng bisa liburan ternyata malah dikomentari kampungan. Posting tulisan yang sebenarnya pendapat pribadi ujung-ujungnya malah di-bash. Sibuk check-in di Foursquare dibilang berlebihan. Nge-tweet curhat dibilang lebay. 

Akun-akun yang kita punya di Twitter, Blogspot, Facebook, dan seabrek social media lainnya tujuan utamanya kan memang untuk share news and our personal info. Lantas ketika hal-hal yang kita share ke publik itu justru mengundang komentar negatif, konflik-konflik nggak penting, dan perhatian yang nggak diinginkan, gimana? 

Berapa banyak yang orang lain perlu tahu tentang kita, atau sebaliknya?
Kenapa mereka perlu tahu, dan kenapa kita perlu tahu?

Social technologies created a world of always-on connection, endless social interactions, and over-sharing. Whether you're going to swim along the wave or just sit on the side and watch, it depends on you. Just remember to swim and to watch smartly.



“We have invented inspiring and enhancing technologies, yet we have allowed them to diminish us.” - Sherry Turkle





April 4, 2012

Dreams Do Come True

Teenagers itu wajar galau. Sering nggak bahagia, selalu merasa kurang, merasa nggak dimengerti, merasa sendirian in this wide wild world. Wajar, semua pasti pernah ngalamin.

Buat saya dan mereka yang sekarang di tahun terakhir SMA, saat-saat sekarang ini adalah momennya galau maksimum. Mulai dari galau-galau standar tentang pacarlah, galau mau pisah sama temenlah, galau mikirin UN, galau mikirin kuliah, galau mikir kedepannya ke mana, mau ngapain, mau gimana.

Planning the future itu sulit. Keinginannya ada, mimpinya ada, niatnya juga ada. Tapi kenyataan dan keadaan yang kadang justru nggak sesuai.

Kita bermimpi jadi arsitek. Melihat bangunan-bangunan indah yang dibangun dari mimpi membuat kita ingin ikut membuat satu. Tapi ternyata kita nggak punya bakatnya, atau nggak lulus-lulus, atau lulus dengan hanya membawa gelar dan sketsa-sketsa dan mimpi yang makin basi.

Kita bermimpi berkeliling bumi. Dengan modal peta, ransel, kemampuan bahasa yang sepas-pasan uang di tabungan, dan hati yang memimpikan keajaiban, kita berangan-angan bisa melihat dunia. Kita mau mengecap, merasa, melihat, dan mendengar keindahan semesta.
Tapi jarak tidak bisa ditempuh dengan mimpi. Jarak harus dilewati dengan membeli,dan untuk membeli harus punya materi. Maka kita mencari, mati-matian mengumpulkan pundi demi pundi. Sampai akhirnya kita mati, dengan tabungan yang baru setengah terisi, sisanya untuk menyimpan mimpi.

Bad things happened, because life isn't always a happy ending story like Disney movies. Kadang meski kita sudah mengupayakan semampunya, we still can't get that glass slippers. We die instead, like Snape Or we survive, but with a price to pay, like Harry. (forgive me for this sudden Potter reference, just start re-reading it, and gosh isn't it the best series we've ever had?)

Semua boleh punya mimpi. Semua harus punya mimpi. Tapi semesta juga boleh menentukan mana yang akan ia jadikan nyata.

Ketika orang bertanya rencana saya ke depan, saya mau kuliah di Jogja. Kalo memungkinkan saya mau belajar bikin uang. Saya mau cepat lulus. Saya nggak mau buru-buru nikah. Saya mau married di saat yang tepat dengan orang yang tepat, meskipun harus nunggu sampai empat puluh. Saya mau kerja di luar negeri biar sekalian bisa jalan-jalan dan melihat dunia dari sisi yang berbeda. Saya mau ikut charity work. Saya mau punya rumah sendiri, dengan dapur yang fantastis dan kamar sekeren kamar bikinan saya di The Sims. Saya mau keliling dunia.

And I want to be a mother. I will teach my children equality and respect. I'll show them kindness and love and passion. I'll let them dream. I will show them wonders of the world. And I'll tell them that dreams do come true.

Those are my dreams. We'll see wich one do come true. Dan kalaupun nggak ada yang 'come true', saya yakin akan ada kebahagiaan-kebahagiaan lain dari semesta untuk saya.
Those are my dreams. What are yours?



Published with Blogger-droid v2.0.4

April 1, 2012

The same dream, over and over again

Is this another sign, Almighty?

That someone is going to die again?

I abandoned Your signs before.

And look how I regret it all the time.


Is this another sign, Almighty?

Cause I'm not smart enough to solve your riddles.


Published with Blogger-droid v2.0.4